Selasa, 14 April 2020
S: Apakah beliau diutus Allah khusus untuk bangsa
tertentu atau untuk seluruh manusia?
J: Allah mengutus beliau untuk manusia seluruhnya dan Allah wajibkan atas seluruh jin dan manusia untuk mentaati beliau
S: Apa dalilnya?
J: Firman Allah Ta’ala:
(لأعراف : ١٥٨)(قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ
جَمِيعاً)
Katakanlah: “Hai manusia Sesungguhnya Aku adalah
utusan Allah kepada kalian semua.” (QS. Al A’raf: 158)
Dan Firman Allah Ta’ala:
“Dan (Ingatlah) ketika kami hadapkan serombongan jin
kepadamu (Muhammad) yang mendengarkan Al Quran.” (QS. Al Ahqaf: 29)
S: Apakah melalui beliau, Allah telah menyempurnakan
agama-Nya atau Allah menyempurnakan setelah beliau meninggal?
J: Ya, Allah menyempurnakan agama melalui beliau (bahkan
sebelum beliau meninggal) sehingga tidak membutuhkan sedikitpun tambahan untuk
agama ini sepeninggal beliau.
S: Apa dalilnya?
J: Firman Allah Ta’ala:
( الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ
عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْأِسْلامَ دِيناً)(المائدة:٣)
“… Pada hari ini(*), telah Aku sempurnakan untuk kalian
agama-kalian dan Aku lengkapkan kepada kalian ni’mat-Ku serta Aku ridhai Islam
itu menjadi agama bagi kalian.” (QS. Al-Maaidah: 3)
(*) adalah hari Jum’at ketika wukuf di Arafah, pada
waktu Haji Wada.
S: Apakah dalil yang menunjukkan bahwa Rasulullah wafat?
J: Firman Allah Ta’ala:
(إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُمْ مَيِّتُونَ ثُمَّ إِنَّكُمْ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ عِنْدَ رَبِّكُمْ تَخْتَصِمُونَ) (الزمر: ٣٠-٣١)
Artinya: “Sesungguhnya kamu akan mati dan
sesungguhnya mereka-pun akan mati (pula). Kemudian, sesungguhnya kamu nanti
pada hari kiamat berbantah- bantahan di hadapan Tuhanmu.” (QS. Az-Zumar:
30-31)
S: Apakah manusia bakal dibangkitkan setelah matinya?
J: Ya, setelah manusia mati, mereka akan dibangkitkan
kembali.
S: Apa dalilnya?
J: Firman Allah Ta’ala:
(طـه:٥٥)(مِنْهَا خَلَقْنَاكُمْ وَفِيهَا نُعِيدُكُمْ وَمِنْهَا
نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَى)
“Dari bumi (tanah) Itulah kami menjadikan kamu dan
kepadanya kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya kami akan mengeluarkan
kamu pada kali yang lain.” (QS. Thaa-haa: 55)
Dan Firman Allah Ta’ala:
(نوح: ١۷ -١٨)(وَاللَّهُ أَنْبَتَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ نَبَاتاً) (ثُمَّ يُعِيدُكُمْ
فِيهَا وَيُخْرِجُكُمْ إِخْرَاجاً)
“Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya,
Kemudian dia mengambalikan kamu ke dalam tanah dan mengeluarkan kamu
(daripadanya pada hari kiamat) dengan sebenar-benarnya.” (QS. Nuh: 17-18)
S: Apa yang dialami setelah manusia dibangkitkan?
J: Setelah manusia dibangkitkan, mereka akan di hisab
dan diberi balasan sesuai dengan amal perbuatan mereka.
S: Apa dalilnya?
J: Firman Allah Ta’ala:
وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي
الْأَرْضِ لِيَجْزِيَ الَّذِينَ أَسَاءُوا بِمَا عَمِلُوا وَيَجْزِيَ الَّذِينَ أَحْسَنُوا
بِالْحُسْنَى )٣١لنجم:)
“Dan hanya kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan
apa yang ada di bumi, supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang
berbuat buruk sesuai dengan perbuatan mereka dan memberi balasan kepada
orang-orang yang berbuat baik dengan (pahala) yang lebih baik (surga).” (QS. An-Najm: 31)
S: Bagaimana hukum orang yang tidak mempercayai hari
kebangkitan?
J: Barangsiapa yang tidak mengimani hari kebangkitan,
maka dia adalah kafir.
S: Apa dalilnya?
J: Firman Allah Ta’ala:
(زَعَمَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ لَنْ يُبْعَثُوا
قُلْ بَلَى وَرَبِّي لَتُبْعَثُنَّ ثُمَّ لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا عَمِلْتُمْ وَذَلِكَ
عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ) ( التغابن:۷(
Artinya: “Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa
mereka tidak akan dibangkitkan. Katakan: ‘Tidaklah demikian. Demi Tuhanku, kamu
pasti akan dibangkitkan dan niscaya akan diberitakan kepadamu apapun yang telah
kamu kerjakan. Yang demikian itu adalah amat mudah bagi Allah.'” (QS.
At-Taghaabun: 7)
S: Apa fungsi diutusnya Para Rasul?
J: Allah telah mengutus semua rasul sebagai penyampai
kabar gembira dan pemberi peringatan.
S: Mana Dalilnya?
J: Firman Allah Ta’ala:
(النساء::١٦٥)(رُسُلاً مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ لِئَلَّا يَكُونَ
لِلنَّاسِ عَلَى اللَّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ)
Artinya: “(Kami telah mengutus) rasul-rasul menjadi
penyampai kabar gembira dan pemberi peringatan supaya tiada lagi suatu alasan
bagi manusia membantah Allah setelah (diutusnya) para rasul itu.” (QS.
An-NisaA’: 165)
S: Siapakah rasul yang pertama? Dan siapa rasul
terakhir?
J: Rasul pertama adalah Nabi Nuh ‘Alaihissalam.
Dan rasul terkahir adalah Nabi Muhammad, serta beliaulah penutup para nabi.
S: Apa dalilnya?
J: Firman Allah Ta’ala:
(النساء: :١٦٣)(إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَى نُوحٍ
وَالنَّبِيِّينَ مِنْ بَعْدِه)
Artinya: “Sesungguhnya Kami wahyukan kepadamu
(Muhammad) sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan para nabi
sesudahnya …” (QS. An-Nisaa’: 163)
S: Apa dakwah yang diemban oleh setiap rasul kepada
umatnya?
J: Dakwah para Rasul adalah dakwah tauhid yaitu
memerintahkan ummatnya untuk beribadah hanya kepada Allah semata dan melarang
beribadah kepada thagut (sesembahan selain Allah).
S: Apa dalilnya?
J: Firman Allah Ta’ala:
(النحل: :٣٦)(وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولاً أَنِ اعْبُدُوا
اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
)
Artinya: “Dan sesungguhnya, Kami telah mengutus
kepada setiap umat seorang rasul (untuk menyerukan) :’Beribadahlah kepada Allah
(saja) dan jauhilah thagut itu …'” (An-Nahl: 36).
S: Apa itu Thagut?
J: Ibnul Qayyim Rahimahullah Ta’ala, telah
menjelaskan pengertian thagut dengan mengatakan. “Thagut, ialah setiap
yang diperlakukan manusia secara melampui batas (dari yang ditentukan oleh
Allah), berupa disembah, atau diikuti atau ditaati.”
S: Berapa jumlah thagut?
J: Thagut itu banyak macamnya, tokoh-tokohnya ada lima:
1) Iblis, yang telah dilaknat oleh Allah.
2) Orang yang disembah, dalam keadaan dia rela.
3) Orang yang mengajak manusia untuk menyembah dirinya.
4) Orang yang mengaku tahu yang ghaib, dan
5) Orang yang berhukum dengan hukum selain yang diturunkan oleh Allah.
2) Orang yang disembah, dalam keadaan dia rela.
3) Orang yang mengajak manusia untuk menyembah dirinya.
4) Orang yang mengaku tahu yang ghaib, dan
5) Orang yang berhukum dengan hukum selain yang diturunkan oleh Allah.
S: Apa dalilnya?
J: Firman Allah Ta’ala:
)لا
إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَنْ يَكْفُرْ
بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى
لا انْفِصَامَ لَهَا وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ) (البقرة:٢٥٦(
“Artinya: Tidak ada paksaan dalam (memeluk) agama ini. Sungguh telah jelas kebenaran dari kesesatan. Untuk itu, barangsiapa yang ingkar kepada thagut dan beriman kepada Allah, maka dia benar-benar telah berpegang teguh dengan tali yang terkuat, yang tidak akan terputus tali itu. an Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 256)
Ingkar kepada semua thagut dan iman kepada Allah saja,
sebagaimana dinyatakan dalam ayat tadi, adalah hakekat syahadat “Laa Ilaaha
Ilallah”.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:
“رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلاَمُ وَعُمُوْدُهُ اَلصَّلاَةُ
وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ اَلْجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ”
Artinya: “Pokok agama ini adalah Islam (syahadat),
dan tiangnya adalah shalat, sedang puncak bangunannya adalah jihad fi
sabilillah.” (Hadits Shahih riwayat Ath-Thabarani dari Ibnu Umar Radhiyallahu’anhu,
dan riwayat At-Tirmidzi dalam Al-Jaami Ash-Shahih, kitab Al-Imaan,
bab 8)
والله
أعـلــم
Hanya Allah-lah Yang Maha tahu.
Bontang, 16 Muharram 1427H/15 Feb 2006M
Diterjemahkan dari kitab “TASHIL AL-USHUL ATS-TSALATSAH”
oleh: Abu Abdillah Muhammad Rifa’i Al Maghatani
Diterjemahkan dari kitab “TASHIL AL-USHUL ATS-TSALATSAH”
oleh: Abu Abdillah Muhammad Rifa’i Al Maghatani
Sumber: http://www.darussalaf.org/stories.php?id=196
0 Comments:
Post a Comment